Sunday 9 April 2017

KERAJAAN MATARAM MASA PEMERINTAHAN PANEMBAHAN SENOPATI

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
       Penyebaran agama baru di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak bisa lepas dari pengaruh para bangsa Arab, Cina, dan Persia yang datang ke Indonesia dengan tujuan utamanya untuk berdagang. Dalam perjalanannya, mereka mengalami banyak proses disetiap daerah, terutama di Pulau Jawa. Agama Rasullah SAW berangsur-angsur berkembang menjadi agama paling besar di Jawa khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jadi, penyebaran Islam di Jawa kebanyakan dibawa para pedagang melalui jalur laut. Dalam hal ini mataram islam mempunyai peraanan yang sangat besar dalam perkembangan agama islam di jawa. Cakupan kekuasaan mataram islam yang begitu luas.
       Menuju akhir abad ke-15  dengan surutnya Kerajaan Hindu Majapahit, secara tidak langsung beberapa wilayah mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten terjadi konflik diantara meraka. Dalam perspektif mereka saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit khusunya yang terjadi di antara Majapahit Wetan (pusat) dengan Majapahit Kulon (Kediri/Daha). Runtuhnya Majapahit membawa babak baru dalam sejarah Indonesia di dalam tangan agama Islam, dengan berdirinya Kerajaan Demak sebagai pengganti secara langsung.
       Kerajaan Demak tidak berlangsung lama disebabkan konflik diantara keluarga kerajaan. Dan akhirnya Jaka Tinggir, menantu Sultan Trenggana, memindahkannya menuju Pajang. Di era Pajang pun masanya tidak berlangsung lama. Akhirnya cerita tentang Kerajaan Pajang musnah dan digantikan di Mataram. Mataram Islam di mulai kepemimpinan Ki Ageng Pamanahan. Mataram sendiri sebelum menjadi kerajaan merupakan kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Pajang.
       Kerajaan Pajang yang semakin merosot menyebabkan mataram islam yang dulunya merupakan kadipaten atau kekuasaan dari pajang muncul sebagai kerajaan baru. Dengan raja pertama yaitu Panembahan Senopati.  Panembahan Senopati yang tak lain adalah putra angkat dari Sultan Hadiwijaya yang merupakan pemimpin Kerajaan Pajang saat itu. Kekuatan Panembahan Senopati ditandai dengan luasnya daerah kekuasaan serta penaklukkan-penaklukkan wilayah-wilayah di jawa 



B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana berdirinya Kerajaan Mataram Islam
2.      Bagaimana masa pemerintahan Panembahan Senopati
3.      Bagaimana keadaan masyarakat masa pemerintahan panembahan seopati
4.      Bagaimana aspek politik, sosial, budaya dan ekonomi masa pemerintahan panembahan senopati

C.   Manfaat dan Tujuan
1.      Mengetahui awal beririnya Mataram Islam
2.      Mengetahui masa pemerintahan panembahan senopati
3.      Mengetahui aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya
4.      Mengetahui kondisi masyarakat masa kerajaan Mataram Islam










BAB II
PEMBAHASAN

A.   Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Kelahiran Kerajaan Mataram Islam yang merupakan cikal bakal Daerah Istimewa Yogyakarta ini tidak lepas dari sejarah Kerajaan Pajang. Sebelum Joko Tingkir atau Mas Karebet menjadi raja pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya pada periode 1546-1586. Joko Tingkir harus berperang melawan adipati Jipang yang bernama Arya Penangsang. Berkat bantuan strategi Ki Ageng Pemanahan yang tak lain adalah ayahanda dari Danang Sutawijaya. Setelah kemenangan tersebut Joko Tingkir memberikan kepada Ki Ageng Pemanahan berupa tanah meantok di daerah kota gede . Pada dasarnya Mataram merupakan bagian kadipaten dari Kasultanan Pajang. Kemudian Ki Ageng Pemanahan di tempat inilah beliau mendirikan kraton pada tahun 1578. Tak lama kemuidan Kerajaan Pajang semakin melosot. Ini terjadi sepeninggal Sultan Hadiwijaya, bahkan Pajang menjadi kadipaten yang dipimpin oleh Pangeran Benowo putra dari Sultan Hadiwijaya dibawah kekuasan Mataram Islam.
Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat di tahun 1584 beliau digantikan oleh putranya, Danang Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati. Tanah menatok ini yang merupakan bagian dari Kadipaten Kasultanan Pajang, dikembangkan oleh Panembahan Senopati yang kelak menjadi Mataram Islam. Sutawijaya menjadi raja pertama Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati. Pada masa kepimpinannya beliau memperluas wilayah kekuasan Mataram ke daerah sekitarnya, hingga ke daerah bagian timur Jawa dan barat bahkan Pulau Madura dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat juga merupakan bagian dari Mataram Islam hanya Padjajaran karena kuatnya rasa nasionalis rakyat terhadap penguasa Padjajaran. Serta Blambangan yang tetap bertahan dan belum memeluk agama islam.





B.   Masa Pemerintahan Panembahan Senopati
Setelah Kerajaan Pajang mengalami kemorosotan, maka Mataram menjadi pengantinya. Pasca meningalnya Ki Ageng Pamenahan,  Mataram di pimpin oleh Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Kekuasaan Pajang yang seharusnya di pimpin oleh Pangeran Benowo di singkirkan oleh Arya Pangiri, hal ini menyeabkan Sutawijaya memindahkan tahta Pajang ke Mataram dengan demikian Mataram yang semula merupakan kadipaten yang tunduk kepada Pajang, kemudian naik menjadi suatu kerajaan. Hampir semua wilayah tanah Jawa dapat dikuasai oleh Mataram , kecuali Blambangan yang tetap bertahan dan bemum memeluk agama islam sesuai dengan cita-cita sutawijaya.
Selama tahun pertama sebagai penguasa Mataram, ia tidak diwajibkan menghadap ke Pajang. Dalam menghimpun pengikut, salah satu cara yang dilakukan oleh Panembahan Senopati yakni mengenai jamuan-jamuan politiknya. Hal ini terjadi kerika mantri-mantri pamejangan dari Kedu dan Bagelen yang sedang dalam perjalanan ke Pajang untuk menyerahkan uang pajak. Senopati menyabut dengan jamuan-jamuan yang istimewa, seperti  adanya sambutan dari wanita-wanita yang menari. Hal ini membuat mantri-mantri ini menjanjikan bantuan dan kesetian terhadap Panmebahan Senopati.
 Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, beliau berhasil meletakkan dasar-dasar Kerajaan Mataram. setelah berhasil menggeser kekuasaan Pajang, Panembaan Senopati memindahkan pusat kerajaan menuju Mataram. Dalam biadang budaya Panemahan Senopati menyempurnakan bentuk wayang dengan tatahan gemuran. Panembahan Senopati juga berhasil membuat anyaman mistik dan politik yang keteladanannya memandu alam pikiran jawa. Dalam kiprahnya sebagai pemimpin, Panembahan Senopati  juga membangun benteng dalam ( Cepuri ) yang cakupannya mengelilingi kraton dan juga dibangun benteng luar ( Baluwarti ) yang mengelilingi wilayak kota seluas sekitar 200 Ha.
Perluasan wlilayah Mataram Islam yang dilakukan Panembahan Senopati mencakup daerah sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur serta Jawa Barat. Dalam hal ini panembahan senopati awal mulanya Panembahan Senopati berhasil mengajak sebagian besar wilayah Jawa Tengah dari bagian selatan sampai utara mengikuti Panembahan Senopati. Ekspedisi yang dilakukan ke Mojokerto dalam tujuan perluasan daerah kekuasaan Mataram terjadi pada tahun setelah kekalahan Adipati Demak pada tahum 1589 yakni sebelum pertempuran di Madiun.
            Namun disisi lain juga terjadi pergolakan di banyak daerah seperti di Pati pada tahun 1600 terjadi pemberontakan Adipati Pragola. Pemberontakan ini dipicu oleh pengangkatan Retno Dumilah putri Madiun sebagai permaisuri kedua Senapati. Pasukan Pati berhasil merebut beberapa wilayah sebelah utara Mataram. Perang kemudian terjadi dekat Sungai Dengkeng di mana pasukan Mataram yang dipimpin langsung oleh Senapati sendiri berhasil menghancurkan pasukan Pati.
  Kekuasaan tertinggi mutlak ada pada diri sultan. Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram tertata dengan baik berdasarkan hukum islam tanpa meninggalkan norma-norma lama .Bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, nadi, dan sunatara yang bertugas memipin upacara keagamaan. Bidang pengadilan, dalam istana terdapat jaksa yang bertugas untuk menjalankan pengadilan istana. Dalam hal ini diciptakannya peraturan yang dinamakan anger-anger.
            Dalam segi aspek kehidupan ekonomi dan budaya. Kerajaan Mataram mengantungan perekonomiannya dari sektor agraris. Hal ini didasari karena letak berada di pedalaman. Mataram juga memiliki daerah pesisir di bagian utara jawa. Daerah pesisir inilah yang berperan dalam arus perdagangan Mataram. Bentuk kebudayaan yang bekembang dalam Kerajaan Mataram ialah budaya Kejawen yang  merupakan akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Seni tari, pahat, suara, dan sasta juga berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram. Serta pendiran benteng yang didirikan pada masa panembahan senopati ( cepuri dan baluwarti ) kini masih dapat dijumpai reruntuhannya.   







BAB III
KESIMPULAN
Mataram islam yang dulunya merupakan kadipaten dari kerajaan pajang. Pada dasarnya kerajaan mataram merupakan pemberian tanah mentaok yang berlokasikan di kotagede yang diberikan oleh sultan hadiwijaya kepada ki ageng pamanahan atas jasa dalam penaklukkan arya penagsang  Mataram islam pada masa panembahan senopati dapat dikatakan sebagai awal dari kebangkitan mataram islam. Masa pemerintahan panembahan senopati mengedepaknkan pada sisi perluasan kekuasaan atau ekspansi kekuasaan. Selama masa pemerintahan panembahan senopati, kerajaan mataram mengalami kemajuan di bidang perluasan wiayah.  
 ini didasari karena mataram meruakan kerajaan yang baru berdiri sehingga dengan perluasan wilayah kekeuasaan ini akan membuat pengkukuhan kerajaaan mataram islam. Wilayah yang dapat dikuasai jawa bagian tengah serta sebagian daerah di jawa barat dan jawa timur. Dalam politik ekspansinya ini panembahan senopati menghimpun kekuatan menggunakan cara- caranya yakni dengan mengunakan jamuan-jamuan politik.
Dalam aspek ekonomi, mataram islam pada masa pemerintahan panembahan senopati. Tidak jauh berbeda dengan kerajaan pajang. Karena pada dasarnya mataraam islam merupakan penerus atau lanjutan dari kerajaan pajang. Serta lokasi kerajaan mataram yang terletak di kotagede yang merupakan daerah yang subur  mengedepan kan sektor agraris tetapi juga mataram islam bergerak dalam kegiatan perdagangan ekspor-impor karena daerah kekuasan mataram yang mencakup utara pulau jawa.


Sumber :

Prof. Dr. Abdul Hadi W.M, dan tim . “Indonesia dalam arus sejarah” pt ichtiar baru van hoeve Jakarta
Dr. Purwadi, M. Hum. “ SEJARAH RAJA-RAJA JAWA sejarah kehidupan kraton dan perkembangannya di jawa”  Media Abadi Ygyakarta
DR. H.J. DE GRAAF, “ AWAL KEBANGKITAN MAARAM masa pemerintahan senapati”  Grafiti Pers Jakarta

No comments:

Post a Comment