Thursday 27 April 2017

situs telkomsel Kena hack, Tampilannya jadi kata makian internet mahal

Foto Thariq Najmi Octavian. 
Bagi Anda yang membuka situs resmi Telkomsel (www.telkomsel.com) dan ternyata tidak bisa diakses, memang sedang ada kendala. Situs tersebut tengah mendapat serangan dari pihak yang tidak bertangggung jawab. Sebelumnya situs Telkomsel masih bisa diakses namun dengan tampilan yang sudah diubah oleh hacker. Di tampilan homepage situs tersebut, pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut mengungkapkan unek-uneknya soal tarif internet Telkomsel yang dianggapnya kemahalan.Foto Muhammad Sholakhudin Rizan. 
Terkait kejadian ini berikut pernyataan resmi dari Telkomsel yang disampaikan oleh Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati: 
Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan dalam mengakses website resmi Telkomsel www.telkomsel.com. Saat ini kami sedang melakukan penelusuran dan perbaikan yang dibutuhkan agar pelanggan dan masyarakat bisa segera mengakses website tersebut. Untuk informasi produk dan layanan Telkomsel bisa juga didapatkan melalui channel lainnya seperti MyTelkomsel apps, Call Center, dan GraPARI.


Sunday 9 April 2017

Makalah Makna sila 1 dan 2 pancasila

Image result for pancasila


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Pancasila sebagai dasar Negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan membawa ketidakpastian baru.
Pada sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa , yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Diantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selain-Nya adalah terbatas. Di sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
B.     RUMUSAN MASALAH.
1.      Apa makna sila pertama dan kedua dalam Pancasila?
2.      Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila sila pertama dan kedua dalam kehidupan masyarakat?
3.      Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila sila pertama dan kedua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?









BAB II
PEMBAHASAN
Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai hakikat atau makna terdalam dari sila-sila Pancasila. Dengan analisis makna sila-sila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis. Metode yang dipergunakan untuk menganalisis adalah metode interpretasi (hermeneutika) terhadap masing-masing sila Pancasila. 
1.      Arti dan Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa
·        Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya  terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Manusia Indonesia percaya dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
·        Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·        Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya.
·        Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
·        Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
Bangsa yang beriman dan kemudian bertaqwa akan lebih mudah mengamalkan sila sila selanjutnya seperti Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan peerwakilan guna menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ibarat bangunan maka Pancasila itu berbentuk sebuah piramid.  Sebagai lantai dasarnya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan selanjutnya pada lapisan kedua ketiga keempat dan terakhir kelima adalah sila sila Pancasila yang lainnya sesuai dengan urutannya.  Apabila bangsa ini memiliki keimanan yang kokoh maka akan lebih mudah baginya untuk bersikap kemanusiaan yang adil dan beradab.  Tidak ada perlakuan diskriminasi antara sesama rakyat dalam pergaulan sehari hari, semua didasarkan atas persaudaran yang karib dan akrab. Dengan modal sila pertama dan kedua itu, persatuan Indonesia akan lebih langgeng, mengingat bahwa bangsa ini menyadari bahwa dirinya ditakdirkan dalam perbedaan.  Perbedaan agama, suku, ras dan antar golongan akan lebih mudah diterima dan dipahami serta dilaksanakan sehingga tidak akan terjadi pertentangan antar warga.  Kemudian dalam pergaulan sehari hari guna menuju kemakmuran masyarakat tidak bisa dipungkiri akan selalu ditemui berbagai perbedaan guna menuju keadilan sosial bagi seluruh  rakyat Indonesia. Untuk itulah diperlukan sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakansanaan dalam permusyawaratan perwakilan.  Setiap warga apakah dia dalam kelompok atau sebagai diri pribadi dalam menuangkan ide ide cemerlangnya mungkin akan mendapat masukan dari warga lainnya.  Perbedaan itu dimusyawarahkan dengan baik dilandasi oleh sila sila pancasila yang lain.  Dengan semangat membangun, maka setiap persoalan akan dapat ditemukan titik sama guna kepentingan pembangunan bangsa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman sistematis guna menyerap pesan pesan penting pendiri negara ini. 
Pendidikan Pancasila yang telah diberikan sejak Sekolah Dasar sampai di Perguruan Tinggi tentunya mempunyai tujuan khusus bagi anak didik sesuai dengan tahapan tingakatan pendidikan itu.  Bila di SD Pancasila cukup diartikan sebagai hapalan saja, maka tentunya ditingkat pendidikan lanjutan lainnya kompetensi yang diberikan kepada anak anak didik diharapkan sudah mengarah kepada aplikasi kehidupan dimasyarakat.
Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh penciptanya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai mahkluk yang diciptakan wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing. Dengan payung Ketuhanan Yang Maha Esa itu maka bangsa Indonesia mempunyai satu asas yang dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing. Sehubungan dengan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebasan tersebut di dalam alam Pancasila seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama, atau orang dapat memeluk agama dalam suasana yang bebas, yang mandiri. Oleh karena itu dalam masyarakat Pancasila dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh subur dan konsekuensinya diwajibkan adanya toleransi beragama.
Jika ditilik secara historis, memang pemahaman kekuatan yang ada diluar diri manusia dan luar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang bersifat adikodrati (diatas/diluar yang kodrat) dan yang trasenden (yang mengatasi segala sesuatu) sudah dipahami oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejak zaman nenek moyang sudah dikenal paham animisme, dinamisme, sampai paham masuknya agama-agama Hindu, Buddha, Islam, Nasrani ke Indonesia, sehingga kesadaran akan monotheisme di masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu tepatlah jika rumusan sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan sebagai bangsa multiagama seharusnya bangsa Indonesia selalu menjunjung tinggi tolereansi antar umat beragama didalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.
2.      Arti dan Makna Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Pokok-pokok pikiran dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sebagai berikut:
·        Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
·        Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
·        Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
·        Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira
·        Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
·        Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
·        Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
·        Berani membela kebenaran dan keadilan
·        Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
·        Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain
Menurut Sukarno, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan itu adalah sebuah bentuk nasionalisme asli Indonesia. Kata “internasionalisme’ di sini bukanlah bentuk kosmopolitanisme yang menganggap semua bangsa sama, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, dan sebagainya. Sebaliknya, internasionalisme di sini dimaknai sebagai pernyataan nasionalisme sejati.
Nasionalisme timbul dari rasa cinta akan kemanusiaan. Kemanusiaan menjadi warna dominan dalam sila ini. Sebab, warna kemanusiaan dalam sila kedua ini juga dikuatkan dalam butir-butir Pancasila. Poin ini dapat menjadi titik tolak aktualisasi sila ini dalam Pendidikan.
Bagaimana aktualisasi gagasan filosofis ini ke dalam pendidikan? Anda yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tentu tidak asing lagi dengan hakikat manusia. Secara filosofis, hakikat manusia adalah kesatuan integral dari potensi-potensinya sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius. Hakikat manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan susila cukup tepat bila dipasangkan dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan dan Beradab.
Sebagai makhluk individu, setiap manusia itu unik. Ia memiliki potensi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Manusia berkembang menjadi makhluk individu yang seutuhnya bila ia dapat berkembang sesuai potensi yang dimilikinya. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi terpendam setiap orang. Salah satunya adalah dengan keseimbangan pengembangan sisi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sebagai makhluk sosial, manusia mutlak memerlukan orang lain. Manusia berkembang seutuhnya menjadi makhluk sosial bila ia mampu bekerja dan hidup bersama dengan orang lain. Di sinilah pendidikan karakter mengambil peran. Orang-orang terdekat dan lingkunganlah yang akan berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik.
Komponen pendidikan karakter itu adalah teladan, hadian, dan hukuman. Keberhasilan pendidikan karakter ditentukan oleh keseimbangan tiga komponen tersebut. Sebagai makhluk susila, manusia menyadari adanya nilai dan norma. Ia mampu berkembang menjadi makhluk susila yang utuh bila ia mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma di tempat ia berada. Di sini, pendidikan nilai mendapat peran vital.
Komponen pendidikan nilai sama dengan komponen pendidikan karakter yaitu teladan, hadiah, dan hukuman. Keseimbangan tiga komponen inilah yang juga menentukan keberhasilan pendidikan nilai pada peserta didik.
Dari uraian di atas kita dapat merefleksikan bahwa sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memperoleh aktualisasi dalam dunia pendidikan. Sila ini menjadi landansan yang kokoh dan tepat bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Dengan melaksanakan pendidikan yang mengembangkan hakikat kemanusiaan, secara langsung kita juga mewujudkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Manusia ditempatkan sesuai dengan harkekatnya. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum. Sejalan dengan sifat universal bahwa kemanusiaan itu dimiliki oleh semua bangsa, maka hal itu pun juga kita terapkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. sesuai dengan hal itu, hak kebebasan dan kemerdekaan dijunjung tinggi. Dengan adanya prinsip menjunjung tinggi hak kemerdekaan itu, dengan sendirinya jika dalam masyarakat ada kelompok ras, tidak boleh lalu bersifat eksklusif atau menyendiri satu sama lain. Di dunia Barat terdapat kehidupan yang diwarnai dengan eksklusifisme. Misalnya, di Afrika Selatan, Amerika Serikat, yang mengklaim sebagai Negara yang menjunjung tinggi HAM pun, dalam praktek kehidupannya masih dihinggapi rasa perbedaan ras antara ras kulit putih dan kulit hitam. Di Indonesia dasar hidup masyarakatnya persatuan dan kesatuan yang jika dihubungkan dengan prinsip kemanusiaan itu maka rasionalisme tidak boleh ada. Oleh karena itu, di Indonesia diharapkan selalu tumbuh da berkembang kebahagiaan lahir dan batin.
Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah berarti diusahakan perwujudanya secara positif. Jika ada hal yang menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, harus dilakukan tidakan yang setimpal.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Manusia diberlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya, hak, dan kewajiban asasinya.

Contoh Nilai Kemanusiaan
  • Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia 
  • Senang melakukan kegiatan yang sifatnya kemanusiaan
  • Memiliki sikap dan perilaku berani dalam membela kebenaran dan keadilan
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
  • Menghormati orang lain 
  • Tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Dalam disetiap sila terdapat makna tersendiri telebih pada sila pertama dan kedua. Dalam sila pertama adanya penjaminan masyarakat Indonesia dalam memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Tidak memaksa untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai dengan hukum yang berlaku. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antar umat dan dalam beragama.
Sedangkan dalam sila kedua seharusnya menempatkan manusia sesuai dengan harkikatnya. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum. Menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa rasionalisme. Melaksanakan hal penting yakni memanusiakan manusia.

B.     Saran
       Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah ini, menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para penulis khususnya.









DAFTAR PUSTAKA:
·        Rukiyati M.Hum., dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. UNY PRESS: Yogyakarta
·        Tim Redaksi Pustaka Baru. 2014. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. Pustaka Baru: Yogyakarta

makalah KERAJAAN DEMAK

Image result for kerajaan demak



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
       Penyebaran agama Islam di Indonesia dimulai dari para bangsa Arab, Cina, dan Persia yang datang ke Indonesia dengan tujuan utamanya untuk berdagang. Dalam perjalanannya menuju Indonesia, para pedagang mengalami banyak proses disetiap daerah, terutama di Pulau Jawa. Agama Islam berangsur-angsur berkembang menjadi agama paling besar di Jawa karena dibeberapa titik temu perdagangan laut Internasional terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jadi, penyebaran Islam di Jawa dibawa para pedagang melalui jalur laut. Meluasnya penyebaran agama Islam dengan menyerang dan merebut kekuasaan Kerajaan Majapahit.
       Menjelang akhir abad ke-15  dengan kemuduran Majapahit, secara praktis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Runtuhnya Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu di Pulau Jawa berganti dengan berdirinya Kerajaan Demak yang menyebarluaskan agama Islam di Pulau Jawa.
       Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya.

B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah awal berdirinya Kerajaan Demak?
2.    Di mana letak Kerajaan Demak?
            3.    Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya dan ekonomi Kerajaan Demak?
4.    Bagaimana Kerajaan Demak dapat mengalami Masa Keemasan?
5.    Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Demak?



BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi Indonesia abad ke 15 merupakan masa transisi Hindu Buddha menuju Islam dengan berakhirnya kerajaan besar nusantara, Majapahit. Masa  tersebut mulai munculnya kerajaan-kerajaan Islam yang menggantikan kerajaan Hindu Buddha. Kerajaan Smudra Pasai menjadi kerajaan muslim pertama di Indonesia. Sedangkan  berdirinya kerajaan Demak di Jawa Tengah menjadi tonggak awal keislaman di pulau Jawa dimulai. Demak membangun kekuatan yang solid dengan rajanya yang pertama yakni Raden Patah. Sebelum beliau menjadi raja Demak pertama, Raden  Patah membina pesantren terlebih dahulu.
       Awal berdirinya Kerajaan Demak ketika berakhirnya Kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M yang disebabkan perang saudara sehingga wilayah kekuasaannya memisahkan diri. Sementara Demak yang berada di wilayah pesisir utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti langsung dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Islam Demak berdiri pada tahun 1478 M, oleh Raden Fatah.  Dari gelarnya, yaitu raden, dapat diduga ia bertalian darah dengan penguasa lama. Kerajaan Demak terletak didaerah Bintoro atau Gelagahwangi yang sebelumnya merupakan daerah kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit.
Memudarnya pengaruh Majapahit menjadikan pengaruh Hindu Buddha surut pula. Saat itu cahaya Islam mulai memancarkan pengaruhnya di Pulau Jawa. Meskipun sejak zaman Kerajaan Sriwijaya para pemeluk agama islam sudah sampai di bumi Nusantara. Saat Kerajaan Majapahit mulai runtuh di pulau Jawa mulai banyak yang telah memeluk agama Rasullulah SAW. Namun tidak sedikit para penganut Hindu dan Buddha yang masih tetap teguh memegang. Mereka yang tidak ingin memeluk agama Islam berlarian menuju tempat yang sukar untuk dijamah. Seperti ke gunung-gunung maupun menyebrang lautan.
  Setelah Kerajaan Majapahit  redup dari panggung sejarah nusantara, kemudian muncul  kerajaan baru, yakni Kasultanan Demak, dengan rajanya bernama Raden Patah dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar I. Beliau putra Prabu Brawijaya V, raja Majapahit terakhir dan ibunya adalah seorang putri dari Champa.
Peradaban islam Jawa mulai berkembang lebih pesat dan kuat semenjak berdirinya Kerajaan Demak. Peradaban Hindu Buddha yang masih relevan masih diteruskan. Baru setelah kemenangan politik dan budaya menyebabkan adanya ajaran dan tatanan baru menurut islam mudah diikuti oleh masyarakat di kepulauan Nusantara.
Kerajaan Demak sendiri terletak di pesisir pantai utara Jawa. Saat ini berlokasi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kerajaan Demak didukung penuh oleh para wali/ulama yang berjumlah Sembilan atau orang Jawa lebih familiar dengan sebutan Walisanga (dibaca, Walisongo). Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan  Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Walisanga pula yang turut serta dalam penyebaran di pulau Jawa khususnya dan nusantara pada umumnya. Mereka menyebarkan islam sebagian besar  menggunakan cara kesenian dan kebudayaan daerah. Di dalam penyebarannya Walisanga juga menyempurnakan bentuk dan lakon wayang agar tidak bertentangan dengan agama islam.
           
DAERAH KEKUASAAN KERAJAAN ISLAM DEMAK
 
Description: wilayah-kerajaan-demak.jpg

Berikut raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Demak:
a.       Raden Patah, bergelar Sultan Syah Alam Akbar I ( 1478-1518)
b.      Pati Unus, bergelar Sultan Syah Alam Akbar II ( 1518-1521)
c.       Sultan Trenggana, bergelar Sultan Syah Alam Akbar III ( 1521-1546)
d.      Sultan Prawata ( 1546-1561)
                   Demak dalam kendali Raden Patah dari tahun 1478-1518 M. Di bawah pemerintahan Raden Patah merupakan tonggak awal babak baru Jawa di bawah ajaran Agama Islam, bahkan masyarakat Jawa sendiri sangat menghormati Raden Patah. Beliau berhasl membuat Kerajaan Demak berkembang pesat dan maju karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil beras. Selain itu letak Demak yang berada di pesisir utara Jawa menjadikan Demak sebagai salah satu pelabuhan penting. Oleh karena itu, Kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Pada masa pemerintahan Raden Patah wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan. Dibangun pula Masjid Agung Demak yang proses pembangunan masjid dibantu oleh  Walisanga.
                   Setelah berakhirnya pemerintahan Raden Patah, tonggak kekuasaan beralih ke tangan Adipati Unus yang merupakan anak sulung dari Raden Patah. Pemerintahan Adipati Unus berlangsung singkat dikarenakan beliau tewas dalam penyerbuan ke Malaka untuk melawan Portugis.
                   Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Fatah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis tetapi Adipati Unus tidak mengurungkan niatnya.
                   Pada tahun 1512, Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setelah sampai dipantai Malaka, armada Adipati Unus dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu Sultan Mahmud, yaitu Sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran Adipati Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnovasi dan menyesuaikan medan. Tenggelamnya kapal pembawa makanan membuat armada Pati Unus kesulitan menghadapi Portugis. Sehingga mengalami kegagalan untuk kedua kalinya.
                   Disebabkan Adipati Unus meninggal tanpa meninggalkan seorang anak maka pengganti beliau sebagai Raja Demak adalah saudara beliau, Sultan Trenggana. Sultan Trenggana tidak kalah hebat dari ayahnya maupun saudaranya. Beliau bekerja keras untuk memperluas daerah kekuasaan dan menyebarkan secara luas agama islam. Sultan Trenggana berhasil menaklukan sisa-sisa kerajaan Mataram Kuno di pedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari, Jawa Timur sebagian selatan. Namun, Pasuruan dan Panarukan masih tetap bisa bertahan sedangkan Blambangan menjadi bagian dari Kerajaan Bali yang masih tetap Hindu. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai masa keemasan dengan luas daerah kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahan Sultan Trenggana adalah Demak memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon.
       Pada tahun 1522 M, Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat dibawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan Kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah di pelabuhan Sunda Kelapa. Dengan kemenangan itu, Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
                   Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil dikuasai, seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi, ketika menyerang Blambangan 1546 M Sultan Trenggana gugur dalam perang. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Kegagalan tersebut dikarenakan pertahanan Blmabangan masih cukup kuat dan adanya bantuan Kerajaan Padjajaran membuat Blamangan semakin sulit di taklukkan.        
                   Dengan wafatnya Sultan Trenggana, timbullah perebutan kekuasaan diantara anak-anak Raden Patah. Saudara  Trenggana terbunuh di tepi sungai, maka kemudian ia lebih dikenal dengan Pangeran Seda Lapen. Tetapi anak Trenggana bernama Pangeran Prawata beserta keluarganya dibinasakan oleh anak Pangeran Seda Lapen yang bernama Arya Panangsang.
                   Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran Kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh.
                   Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-4 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah Masjid Agung Demak dan Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan Prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta. 
                   Perebutan kekuasaan dalam lingkungan keluarga kerajaan terus berlangsung tetapi akhirnya yang berkuasa adalah Adipati Pajang (sebelah barat daya kota Surakarta sekarang) bernama Hadiwijaya yang waktu mudanya dikenal sebagai Jaka Tingkir. Hadiwiyaja adalah menantu dari Sultan Trenggana. Di dalam pertempurannya dengan Arya Panangsang, Jaka Tingkir berhasil membunuh Arya Penangsang. Dan akhirnya Keraton Demak dialihkan ke Pajang. Dengan situasi tersebut maka habislah riwayat Kerajaan Demak.
                   Masa kejayaan Kerajaan Islam Demak telah selesai setelah menorehkan tinta emas kejayaannya selama sekitar 67 tahun (1482-1549 M).  Meskipun demikian, pengaruh Kerajaan Demak ini sedemikian besar dalam membentuk masyarakat Jawa bahkan Nusantara menjadi umat islam mayoritas dunia hingga awal abad 21 ini.
                   Perkembangan Islam yang pesat di Jawa disebabkan adanya sifat keterbukaan masyarakat Jawa sendiri selain itu dalam masyarakat Jawa sendiri mengalami kebimbangan dalam menentukan ajaran yang akan dianut setelah Majapahit mengalami keruntuhan. Alasan lainnya adalah syarat masuk yang mudah semakin membuat masyarakat Jwa semakin “welcome” terhadap ajaran ini dan pelaksanaan upacara Islam yang tidak membutuhkan biaya banyak membuat orang-orang Jawa yang memeluk ajaran Rasulullah SAW.
                   Selain membentuk masyarakat Jawa dan Nusantara sebagai mayoritas umat Islam, Kerajaan Demak juga memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Jawa dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya adalah aspek ideologi, politik, pemerintahan, hukum, militer, pendidikan pesantren, adat istiadat, kesenian serta berbagai warisan peninggalan yang teramat tinggi nilainya.
                   Di antara pengaruh Kerajaan Demak yang mencolok adalah kehidupan islami dari tradisi para Walisanga yang masih bertahan hingga kini meskipun Kerajaan Demak telah runtuh secara kekuasaan politik. Tradisi kehidupan islami yang masih tersisa berada di bekas wilayah Kerajaan Demak, khususnya di wilayah pesisir utara Pulau Jawa, seperti Banten, Jakarta ( Sunda Kelapa), Cirebon, Tegal, Brebes, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara, Juwana, Lasem, Rembang, Tuban, Lamongan, Sidayu, Gresik, dan Surabaya. Kehidupan islami muslimin Jawa masih terpengaruh oleh corak Kerajaan Demak yang murni dan lebih berpegang kepada Alquran dan Assunah daripada kepada kepercayaan mistis, sinkretis, animism, dan dinamisme yang banyak terpengaruh Syiwaisme-Buddha maupun kebatinan kejawen.
                   Berikut peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam Demak:
1.      Masjid Agung Demak
       Masjid Agung Demak yang terletak ditengah-tengah Kota Demak juga dikenal dengan nama ”Masjid Wali”, karena masjid ini memang didirikan oleh para wali penyebar Islam di Tanah Jawa.
       Masjid Agung Demak pada bagian dalamnya berukuran luas 31×31 m2. Bagian serambi luasnya berukuran 31×35 m2 dan ketinggian soko gurunya 19,54 m. Di bagian tengahnya ditopang oleh 4 tiang raksasa. Salah satu tiang darinya tidak terbuat dari satu batang kayu utuh, akan tetapi disusun dari beberapa potong kayu jati kecil-kecil yang kemudian diika menjadi satu dan dibentuk seperti yang lainnya.  Tiang ini dikenal dengan nama Soko Tatal.
2.      Soko Tatal
       Soko Tatal adalah tiang besar yang dibuat dari serpihan-serpihan kayu jati yang panjang dan lebarnya tidak sama antara satu dengan yang lain, kemudian ditata rapi sehingga panjangnya mencapai ± 19 m dengan dibalut papan kayu jati melingkar kemudian diikat. Inilah salah satu dari 4 Soko Guru (tiang pokok) yng ada di bangunan utama Masjid Agung Demak. Menurut cerita rakyat, Soko Tatal ini dibuat oleh Sunan Kalijaga
       Apabila diamati secara langsung dari atas (naik atap dalam Masjid), maka Soko Tatal jelas kelihatan terdiri dari potongan-potongan kayu jati, yang boleh jadi tadinya sudah tidak terpakai. Sebab menurut kenyataan, ketiga Soko (tiang) yang lainnya setinggi kira-kira 20 m terdiri dari kayu jati lurus tanpa sambungan. Anehnya dengan satu Soko Tatal dan tiga Soko yang lainnya dapat menyangga atap bangunan yang lebar dan terdiri pula dari kayu-kayu jati besar sepanjang 31 m.
       Setelah Masjid Agung Demak mengalami restorasi terutama yang dilaksanakan pada tahun 1987, maka ke-4 Soko (pilar utama) Masjid itu terlihat bagus dan anggun. Menurut para sesepuh Demak, restorasi itu dimaksudkan untuk menjaga kelestarian seluruh bagian-bagian bangunan Masjid yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya bangsa yang sangat tinggi. Oleh karenanya, dalam melakukan restorasi tidak ada perubahan dan tidak ada penambahan bentuk bangunan atau corak arsitekturnya, sehingga masih tetap terjaga keasliannya hingga sekarang.
3.      Pintu Bledeg
       Dulu pada pintu tengah Masjid Agung Demak terdapat gambar dua naga besar. Menurut legenda dan cerita rakyat pintu itulah yang disebut dengan “ Pintu Bledeg” atau pintu petir buatan Kyai Agung Selo. Pintu tersebut kini sudah tidak dipasang dan yang terpasang kini merupakan duplikatnya karena pintu yang asli telah disimpan di Museum Masjid Agung Demak yang berada di sebelah utara Masjid.
4.      Serambi Majapahit
       Salah satu bagian bangunan Masjid Agung Demak yang masih ada sampai sekarang dan terlihat anggun, indah, antik dan unik adalah’ Serambi Majapahit’ yang sekaligus menjadi serambi Masjid Agung Demak. Menurut legenda dan cerita rakyat, konon setelah Majapahit jatuh ke tangan Demak tahun 1518 M, maka Keraton Majapahit kondisinya menjadi terlantar sehingga tidak terawatt. Ada kemungkinan bahwa karena sebelum Majapahit jatuh ke tangan Demak, situasinya selalu dilanda perebutan kekuasaan dari Girindra Wardhana hingga Prabu Udhara. Sehingga para penguasanya tidak sempat merawat secara baik. Itulah yang mendorong Patih Unus memindahkan beberapa pusaka penting Majapahit ke Demak.termasuk 8 tiang pendapa yang kemudian ditempatkan di serambi Masjid Agung Demak dan masih dapat dilihat sampai sekarang.

5.       Museum Masjid Agung Demak
       Selain Masjid Agung Demak, terdapat benda-benda peninggalan sejarah lainnya yang kebanyakan disimpan di Museum Masjid Agung emak. Diantaranya adalah hiasan dinding berupa piring-piring motif Tiongkok, guci asal Tiongkok, Bedug dan Kentongan.
       Keberadaan piring-piring sebanyak 65 buah dengan hiasan motif asal Tiongkok berikut 3 gucinya, semakin memperkuat bukti bahwa hubungan antara Jawa dengan Tiongkok memang sudah terjadi sebelum abad 15 M. Jauh sebelum Laksmana Cheng Ho dan Ma Huan ke Jawa, bahkan sebelum masa pasukan Tartar di bawah perintah Kubilai Khan ke Jawa pada tahun 1293 M dalam hubungan internsional.
       Selain piring-piring berhias motif dan guci asal Tiongkok, di kompleks Masjid Agung Demak juga terapat gambar bulus di Mihrab, 2 lukisan berbahan marmer yang dipasang di atas pintu masuk sebelah dalam. Selain itu, juga terdapat bedug dan kentongan yang dibuat para wali serta sebuah maket Masjid Agung buatan tahun 1845 M.
                  
                   Pada zaman keemasan Kerajaan Demak, banyak kitab yang ditulis. Banyak kitab-kitab yang dipengaruhi agama islam diantaranya: Het Boek van Bonang, Een Javaans Geschrift uit d 16 Eeuw, Suluk Sukarsa, Koja-Kojaan, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, Serat Nitisruri, Serat Nitipraja,Serat Sewaka, Serat Menak, Serat Rengganis, Serat Manik Maya, Serat Ambiya, dan Serat Kandha.




BAB III
KESIMPULAN

A.      Kesimpulan
       Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah, putra dari Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) dengan seorang putri Campa. Setelah berhasil mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat kerajaan ke Demak. Kerajaan Demak terletak didaerah Bintoro atau Gelagahwangi yang sebelumnya merupakan daerah kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama ditanah Jawa dan berkuasa selama hampir setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama menjadi Pajang.
       Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa Sultan Trenggono, kejayaan ini terlihat dari kemajuan di bidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Di bidang ekonomi, Demak merupakan negara yang menjadi daerah penghasil beras dan penghubung jalur perdagangan nusantara,. Di bidang sosial dan politik, Kerajaan Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat penyebaran Islam. Di bidang kebudayaan, Kerajaan Demak menjadi pelopor dari lahirnya karya-karya sastra Jawa yang berakulturasi dengan budaya Islam.
       Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan pembalasan dendam diantara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara Arya Penangsang, putra Pangeran Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan Prawoto, anak dari Sultan Trenggono.
       Sebuah pelajaran dari sejarah bahwa perebutan kekuasaan dan perpecahan dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar dari sejarah Kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin jika para penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan seperti Kerajaan Demak.

B.       Saran
       Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah ini, menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para penulis khususnya.



Daftar Pustaka:

Sartono Kartodirdjo, Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notokusumo.1975. Sejarah Nasional Indonesia jilid III. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Jakarta

Dr. Purwadi, M.Hum 2007.  Sejarah RAJA-RAJA JAWA Sejarah Kehidupan Kraton dan Perkembangannya di Jawa. Media Abadi: Sleman


Rachmad Abdullah, S.Si., M.Pd. 2015. KERAJAAN ISLAM DEMAK API REVOLUSI ISLAM DI TANAH JAWA (1518-1549 M). Al-Wafi: Sukoharjo